Jumat, 01 Februari 2013

Harimau Jawa....Mari Lestarikan Gan!!


Mari lestarikan Gan...
Biar kearifan alam yang melestarikannya...
Dan semoga anak cucu kita masih memiliki harta yang tidak ternilai asli dari tanah jawa
Harimau Jawa.
Berikut ini bukti-bukti terbaru kalo harta kita itu masih ada gan...

Harimau Jawa (panthera tigris sundaica) pernah hidup di Pulau Jawa dan secara resmi dinyatakan punah sekitar 1980-an karena diburu manusia dan oleh menyempitnya habitat hidup binatang itu menyusul eksploitasi lahan untuk pertanian. Namun, berdasarkan sejumlah informasi warga sekitar hutan lindung, binatang itu mungkin malah belum punah.
Pada 1985 misalnya, ada catatan bahwa di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, seekor harimau yang disebut “macan gembong” oleh warga daerah itu, mati ditembak setelah menerkam seorang warga.
Dari penelusuran internet, Harimau Jawa dinyatakan punah pada 1980-an. Kabar lain menyebutkan, harimau berbulu garis kuning dan hitam itu punah sekitar 1950-an, dengan perkiraan yang hidup sebelumnya 25 ekor. Pada 1940-an Harimau Jawa hanya ditemukan di hutan-hutan terpencil.
Berbagai usaha dilakukan untuk menyelamatkan harimau ini, diantaranya dengan membuka beberapa taman nasional. Tetapi, areal taman terlalu sempit bagi harimau. Selain itu, mangsanya juga terlalu sedikit.
Pada 1950-an, ada 13 ekor Harimau Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Sekitar sepuluh tahun kemudian angka itu menyusut, sampai kemudian pada 1972 jumlahnya menyusut tinggal tujuh ekor di Taman Nasional Meru Betiri.
Meskipun taman nasional dilindungi, warga tetap membuka lahan pertanian sehingga Harimau Jawa tetap saja terancam, hingga kemudian muncul keyakinan bahwa hewan langka ini punah pada 1980-an.

beradu wilayah dengan manusia
Namun, sejumlah warga sekitar Gunung Kotak, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, akhir-akhir ini justru mempercayai Harimau Jawa masih berkeliaran di kawasan perbatasan daerah itu dengan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Pomo (55), warga Dukuh Growong, Desa Ngroto, Kecamatan Kismantoro, Wonogiri, bahkan mengaku melihat bekas telapak kaki harimau yang diduga Harimau Jawa, sekitar Desember 2009.
Menurut Pomo, masyarakat yakin harimau itu ada, meskipun mereka jarang melihatnya langsung.
Seluruhnya ada sepuluh desa di Kecamatan Kismantoro, daerah di mana Pomo tinggal. Kesepuluhnya adalah Kismantoro, Gedawung, Gambiranom, Gesing, Lemahbang, Miri, Pucung, Plosorejo, Bugelan, dan Ngroto.
Posisi geografi Kismantoro terbilang kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan kecamatan lain di Wonogiri karena sebagian besar merupakan pegunungan kapur yang hampir tandus.
Sebagian besar penduduknya hidup sebagai petani tradisional, lainnya merantau bekerja sebagai penjual bakso, mie ayam, dan jamu, sedangkan segelintir lainnya sukses menduduki jabatan penting di instansi pemerintah dan swasta.
Letak wilayah terpencil ini sekitar 53 kilometer dari ibukota Kabupaten Wonogiri.
Di timur, berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, di selatan berbatasan dengan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Slogohimo, sementara di utara bertepian dengan Kecamatan Purwantoro.
Melihat harimau

Wilayah yang berada di ketinggian 500 hingga 650 meter di atas permukaan laut tersebut memiliki hutan lindung yang jarang dijamah manusia, sementara sebagian wilayah hutannya dikelola Perum Perhutani.
Warga sekitar menduga, di kawasan hutan terpencil inilah Harimau Jawa masih berkeliaran, kendati warga mengaku sulit sekali menemukan Harimau Jawa.
Pomo meyakini, Gunung Kotak yang hanya satu kilometer dari tempat tinggalnya dan lima kilometer dari Kantor Kecamatan Kismantoro, telah menjadi sarang Harimau Jawa.
“Saya bersama istri, saat pulang dari warung di Desa Ploso pada bulan Desember 2009 menemukan telapak kaki harimau berukuran besar yang diduga Harimau Jawa,” katanya.
Selain itu, seorang warga pernah menemukan kotoran harimau di sekitar Gua Watu Ondo yang terletak di kawasan lebih tinggi dari pedukuhan itu.
Menurutnya, hingga kini dua jenis harimau yakni macan tutul dan gembong, hidup di Gunung Kotak. Bahkan, macan tutul masih sering terlihat berkeliaran di pedukuhan itu.
“Warga masih sering melihat macan tutul, namun jarang melihat langsung Harimau Jawa,” katanya.
Harimau itu, katanya, tidak pernah mengganggu warga setempat.
Sementara itu, warga lainnya, Yanto (35), menyatakan Harimau Jawa di kawasannya sudah sulit ditemukan meskipun warga yakin jenis harimau itu masih ada di daerahnya itu.
Menurutnya, beberapa bulan lalu, sejumlah warga pernah melihat langsung seekor harimau bersama tiga anaknya.
“Warga sering mencari rumput untuk ternaknya di sekitar Gunung Kotak dan melihat harimau. Tapi tidak jelas, harimau itu jenis apa,” katanya.
Kepala Lingkungan Mijil, Kelurahan Kismantoro, Tarto, hakul yakin beberapa ekor harimau hidup di kawasan Gunung Kotak.
Dia mengaku, warga memang sering menjumpai Macan Tutul, tetapi sulit menemukan Harimau Jawa. Namun warga yang tinggal di sekitar Hutan Gombang di Gunung Kotak tetap meyakini Harimau Jawa masih hidup.
Edy Sutarmun, warga Dusun Kopen, Kecamatan Kismantoro, mengisahkan penelusurannya mengenai keberadaan Harimau Jawa di kawasan Gua Watu Ondo di Gunung Kotak yang diperkirakan menjadi sarang harimau itu.
Sebulan sebelum bulan Sura lalu, Edy menemukan jejak kaki harimau dan kotorannya di sekitar Gua Watu Ondo.
Seekor mati

Pada 1985, seekor Harimau Jawa mati ditembak aparat kecamatan setelah menerkam seorang warga yang sedang mencari rumput dekat Gua Watu Ondo. Sejak peristiwa ini Harimau Jawa tak pernah muncul lagi di kawasan Gunung Kotak.
Edy yang mengaku pertama kali melihat dan memegang bulu Harimau Jawa saat ditembak mati pada 1985 ini yakin, Harimau Jawa telah pindah sarang, tapi masih di lingkungan sekitar Gunung Kotak.
Dia mengisahkan, seekor harimau telah menyerang Soimin, warga setempat yang sedang mencari rumput dekat gua. Saat itu, bersama temannya, setelah salat subuh, Soimin berangkat mencari rumput dekat gua.
Mereka membuat api unggun yang jaraknya 20 meter dari gua untuk menghangatkan badannya.
Saat Soimin berjalan melewati mulut gua, seekor harimau menerkamnya. Temannya, yang dalam keadaan luka berteriak-teriak dan berlari meninggalkan tempat itu. Warga kemudian menemukannya dan membawanya ke puskesmas setempat untuk dirawat.
Aparat Muspika setempat berhasil memburu harimau itu dan menembak mati, untuk selanjutnya menggotong binatang itu menuju kantor kecamatan.
Namun, menurut Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Wilayah Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Roby, Harimau Jawa tidak mengganggu manusia.
Harimau itu memang sulit ditemukan, tetapi dari pengakuan warga sekitar hutan Wonogiri, binatang itu diduga masih hidup. Sejumlah warga justru mengaku pernah menemukan jejak telapak kaki harimau dan kotorannya, sedangkan yang lain mengaku melihat harimau turun gunung.
Namun karena tidak pernah mengganggu manusia, warga tidak pernah memburu harimau-harimau itu.
Luas hutan di bawah pengelolaan Perhutani BKPH Purwantoro mencapai 4.800 hektar, mencakup Kecamatan Kismantoro, Purwantoro, Slogoimo, dan Jatiroto. Hutan lindung ini diyakini sebagai tempat tinggal harimau.
Namun, petugas Perhutani yang rutin setiap tiga bulan melaporkan tugasnya ke Perhutani setempat, tidak pernah menyebutkan ada Harimau Jawa di daerahnya.
“Petugas di lapangan hanya melaporkan hewan yang sering ditemui di hutan Wonogiri antara lain kera, kijang, ayam hutan, dan burung betet. Mereka tidak pernah menemukan harimau,” katanya.
Penyelidikan serius

Ironisnya, warga sekitar pertapaan Girimanik, Desa Kitren, Kecamatan Slogoimo, sering melihat harimau yang diklaim sering turun jika ada warga yang membuat api unggun.
Sebaliknya, Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wonogiri Budi Rusmanto menandaskan, petugas lapangan tidak pernah melaporkan temuan Harimau Jawa karena mereka memang tak pernah melihat langsung fauna itu.
Tetapi, katanya, pada 2009, petugas mendapat informasi dari warga tentang seekor harimau relatif besar yang melintasi jalan kawasan hutan yang mereka sebut Alas Kethu.
“Warga tidak tahu apakah itu macan tutul atau Harimau Jawa,” katanya.
Menurutnya, Harimau Jawa diperkirakan masih ada di kawasan itu, meskipun sulit ditemukan.
Dari kesaksian dan fakta-fakta itu, klaim punahnya Harimau Jawa tampaknya masih menjadi teka-teki.
Sejumlah peneliti dari berbagai organisasi pelindung binatang menyatakan bahwa Harimau Jawa punah, namun warga sekitar hutan seperti di Wonogiri menginformasikan bahwa akhir-akhir ini mereka sering menemukan jejak kaki binatang yang diduga milik Harimau Jawa.
Budi berharap, pihak berwenang menindaklanjuti informasi warga mengenai dugaan masih adanya Harimau Jawa itu, dengan menyelenggarakan penyelidikan yang serius.
“Jika betul-betul masih ada di Wonogiri, khususnya di Kismantoro, sebaiknya dilakukan penyelamatan atas harimau itu,” katanya.
Kemudian, jika ternyata memang harimau itu ada, pemerintah perlu membuat taman nasional khusus Harimau Jawa di Kismantoro, demikian Budi Rusmanto








mari kita lestarikan demi anak cucu kita gan..
Sumber : Kaskus

LANJUTANNYA DI BAWAH GAN...


Bukti Terbaru Gan:
Investigasi Keberadaan Harimau jawa (Panthera sondaica javanica) di hutan lindung RPH Sumbersalak Jember Jawa Timur dilakukan Peduli Karnivor Jawa (PKJ) sebagai respon dari surat Danang Anggoro (Staf BKSDA Kalimantan Timur). Surat Danang dialamatkan ke Face Book penulis “didikpkj06@yahoo.co.id”, yang berasal dari e-mail di Web Kemenhut kiriman Pak Pipit Guru SD 01 Sempolan Jember, Jawa Timur.

Di bawah ini bunyi petikan surat dari Pak Pipit:
“assalamu'alaikum
bapak menteri ... 1 minggu yang lalu teman saya ingin membuktikan kalau di hutan daerah sumbersalak kec ledokombo kab jember jatim ada seekor harimau, setelah dibuktikan memang betul ada seekor harimau besar mirip dengan seekor singa (kepalanya karena rambutnya tebal) tetapi loreng merah keemasan, hitam persis dgn harimau sumatera tetapi badanya besar seperti anak sapi dewasa dan jejaknya besar pula (mungkin harimau jawa yg dikabarkan punah) dan menurut kabar daerah setempat para pencuri kayu di hutan mencari pemburu yang bisa membunuh hewan tersebut karena beberapa hari yang lalu seorang pncuri kayu bertemu dgn hewan tersebut dan sensonya ditinggalkan disana selama dua minggu karena ketakutan ...
mohon bantuannya untuk diselidiki (kalo benar itu hewan yang dikabarkan sudah punah maka perlu dijaga dan dilestarikan) nama teman saya edi supriadi guru satu sekolah dng saya di sdn sempolan 01 silo jember, ini no hp saya 081252779595. mohon dilindungi hewan dan hutan kami.
pipit suryani, m.pd
Rabu, 18/01/2012 - 08:30 | E-mail

Lokasi terlihatnya harimau jawa Januari 2012
Pendekatan yang digunakan PKJ dalam merespon informasi ini dengan melakukan wawancara mendalam terhadap saksi penduduk lokal. Sebab penduduk lokal disekitar kawasan penelitian berinteraksi terus menerus di dalam habitat harimau jawa.
Wawancara mendalam dilakukan terhadap 12 orang yang dijumpai di lokasi penelitian dan mengaku pernah melihat harimau jawa dan macan tutul. Masyarakat lokal menyebut harimau jawa dengan ‘macan lareng’, sedangkan macan tutul dengan sebutan ‘macan tol-tol’ (penamaan ini selanjutnya digunakan penulis). Dari duabelas orang tersebut dapat diperinci sebagai berikut:
1. Pesanggem Residen: 4 orang (2 orang laki-laki, 2 orang perempuan). Dimana 3 orang mengaku pernah berpapasan dengan macan lareng sekitar tahun 1982, 2000 dan 2010. Sedangkan yang seorang hanya mengaku berpapasan dengan macan tol-tol dan macan kombeng.

2. Pemburu Kijang: 1 orang. Bersaksi hampir sering bertemu dengan macan tol-tol ataupun kombeng saat ‘mbelor’ kijang. Sedangkan kalau bertemu macan lareng hanya jika ‘mbelor’ di hutan lindung kawasan Sekopeng. Akan tetapi pada Februari akhir tahun 2012 mengaku melihat macan lareng di bukaan ladang kopi sisi timur (150 meter) dari rumah pesanggem yang terdekat dengan hutan lindung.

3. Pendarung Ladang Kopi: 4 orang (semua laki-laki). Walaupun sebagai pendarung ladang kopi, 2 orang diantaranya mempunyai ‘pekerjaan’ mencari madu lebah di dalam hutan saat musim kemarau. Pernyataan yang kuat hanya diperoleh dari dua orang yang mencari madu ini, bahwa macan lareng itu kalau musim penghujan seperti sekarang posisinya berada jauh di dalam hutan lindung, bahkan sampai mendekati hutan cemara di bawah daerah bebatuan Gunung Raung yang tidak bervegetasi. Sedangkan kalau musim kemarau nanti, harimau jawa itu ada yang turun ke sumber mata air di dekat ladang-ladang kebun kopi yang baru ditanam sejak th 2010.

4. Pemburu Burung: 1 orang (laki-laki). Juga senang berburu babi hutan dan kijang, dari Kalisat. Pemburu burung ini hanya menceritakan ulang pengalaman ayahnya yang pernah berpapasan dengan macan lareng ‘rajeh’ (bahasa Madura artinya besar) di lokasi Gunung Kenik arah Tenggara dari Petak 112. Diceritakan bahwa kejadiannya sekitar tahun 1977 di dekat rumpun bambu.

5. Pak Mandor : 2 orang. Seorang mengaku menjumpai jejak tapak kaki macan tol-tol saat musim kemarau 2011. Beliaunya yang seorang lagi mengaku selain ketemu jejak kaki macan tol-tol juga jejak kaki macan dengan ukuran sekitar ‘selepek’ (¬+ 13 cm) dan sepiring (+16 cm) bahkan sampai th 2002. Perjumpaan jejak sangat mudah disaat musim kemarau, sebab jalan setapak memiliki struktur tanah pasir berdebu. Salah Satu Pak Mandor mengaku, walaupun bertugas di hutan sejak 1974 sampai sekarang, hanya pernah sekali berpapasan langsung dengan macan lareng yang gembong di hutan pinus sekitar tahun 1979-an.
Indikasi Harimau jawa
Dalam pengamatan langsung di habitat, penulis berhasil menjumpai 2 bekas garutan macan lareng di pohon. Satu lokasi didekat Pondok Seng dan satunya berada di blok kawasan hutan Sekopeng. Jejak dan feses belum dijumpai. Juga ditemukan bekas cakaran macan tutul di pohon yang bersebelahan dengan pohon cakaran macan lareng.
Indikasi "garutan" Harimau jawa di Sekopeng.
Dua orang pesanggem ladang kopi juga mengaku sering melihat macan lareng yang sedang tidur dibawah pohon beringin di alur sungai curah (jurang), sebab sangat sulit bertemu dengan macan lareng kecuali macannya sedang tidur atau rebahan di lantai hutan. Keduanya juga menyakini bahwa bangkai babi hutan yang dijumpainya seminggu yang lalu diklaim sebagai ‘milik’ macan lareng, ditandai dari adanya penimbunan bangkai dengan serasah dan diseret masuk semak setelah dibunuh. Sedang kalau macan tol-tol, biasanya bangkai mangsanya dibawa naik pohon.
Prey
Hewan yang dijumpai keberadaannya di hutan lindung dan hutan produksi: babi hutan, kijang, lutung, monyet ekor panjang, musang, tupai, kucing hutan, ayam hutan hijau, merak, pelatuk bawang, pelatuk kedidi, saerah bendera batu, rangkong, cucak hijau, elang hitam, elang ular, jalak gunung, burung kacamata, prenjak, kedasih, punai, delimukan dan burung cipoh. Keberadaan hewan tersebut diketahui penulis dari perjumpaan langsung, mendengar suara langsung, menjumpai jejak tapak kakinya, menjumpai bekas/sisa aktivitas pemangsaan dan bau aroma yang ditinggalkan di habitatnya.
Sekopeng, lokasi yang dikepung jurang.
Warga juga bertutur jika pernah dijumpai banteng yang telinganya ada tanda dari plat logam putih, berjumlah 2 ekor dan merusak tanaman jagung. Karena warga memahami bahwa banteng bertegging tersebut dilindungi oleh negara, maka tidak diganggu hanya dihalau ataupun dibiarkan. Peristiwa tersebut terjadi sekitar tahun 1995-an. Adapun sampai sekarang banteng-banteng itu tidak pernah dijumpai lagi.
Kamera Trap
Kamera trep yang dipasang selama dua minggu dilapangan, baru mendapatkan foto kijang dan aktivitas orang yang keluar masuk hutan. Kijang ini terpotret di lokasi “ekoton” hutan lindung dengan ladang kopi. Sedangkan kamera trap yang dipasang di hutan Sekopeng belum mendapatkan gambar satwa, walaupun telah dilengkapi dengan ‘umpan’ (dari bahan organik yang berbau busuk dan menyengat) bertujuan untuk memancing kehadiran satwa predator ke lokasi pemasangan kamera trap.

Sumber :
http://www.pedulikarnivorjawa.org/?P...aryono%2C_S.Si

ekspedisi jejak misterius Tran* tv :
edisi Harimau Jawa
http://www.mytrans.com/videocomment/...g-jadi-misteri


disini forum mengenai harimau jawa gan:

http://nationalgeographic.co.id/foru...topic-553.html

kalo ingin mengetahu up date terbaru disini juga ada gan :

http://javantigercenter.wordpress.com/

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda.Terimakasih telah berkunjung di di Blog BILLYSHARE 99

Peraturan dalam berkomentar :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel.
2. Berkomentarlah dengan bijak dan mohon untuk tidak melakukan SPAM.
3. Dilarang Membuat onar dan menggunakan kata kasar
4. Kami Harap Jangan Menaruh Link Hidup Maupun Mati Di Kotak Komentar, Terimakasih
5. Jika ingin menggunakan link harap gunakan open ID
6. Dilarang Promosi Iklan dan sebagainya..Harap dimaklumi !!