Senin, 17 Desember 2012

Nenek Moyang Bangsa Indonesia Ternyata Pernah menguasai 2/3 Bumi!

Untuk yang berhubungan dengan sejarah Nusantara, kami berhasil menemukan bahwa :  

Sejarah Nusantara tidak sekerdil sejarah yang tertulis di buku-buku pelajaran sejarah sekolah yang resmi atau literasi sejarah yang ada. 

“BAHKAN LEBIH DARI ITU, KAMI MENEMUKAN BUKTI TENTANG KEBESARAN LELUHUR NUSANTARA YANG DISEKITAR 10.000 TAHUN SEBELUM MASEHI SUDAH MENGUASAI DUA PER-TIGA BUMI”. 

Data yang kami peroleh terdapat di beberapa relief dan prasasti yang dapat dilihat dan dimengerti oleh semua orang. 

Selain itu kami juga berhasil memetakan dan mendokumentasikan lebih dari 20 jenis aksara purba asli Nusantara yang dapat dipakai untuk membaca prasasti dan rontal-rontal kuno. 

 Berhubungan dengan pencitraan sejarah sebagai mitos, kami juga berhasil menemukan bukti bahwa beberapa cerita mitos itu adalah benar adanya, bukan hanya sekedar cerita pengantar tidur atau celoteh dongeng keheroikan belaka (seperti keberadaan Kerajaan Hastina Pura, Kerajaan Ngamartalaya, Kerajaan Dahana Pura, Kerajaan Gilingwesi, dll.)  

Kami juga berhasil memetakan periodesasi terciptanya bumi sampai ke titik akhir menjadi tiga: 
- Jaman Kali [Jaman Besar], dan setiap Jaman Kali kami bagi menjadi tujuh. 
- Jaman Kala [Jaman Sedang], dan 1 Jaman Kala kami bagi menjadi tiga 
- Mangsa Kala [Jaman Kecil], serta berhasil mengurutkan sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara yang mayoritas dihilangkan dari sejarah resmi. 

Kebesaran Nusantara di masa lalu sangat erat kaitannya dengan kebesaran tradisi yang pernah ada di Nusantara. Namun sayangnya kebesaran tradisi kita itu telah dihilangkan dengan masuknya ajaran-ajaran baru. 

Bahkan ajaran-ajaran baru cenderung mem-vonis tradisi kuno menjadi animisme, dinamisme dan politeisme. Padahal ada beberapa teknologi terapan masa lalu yang sangat efektif dan menjadi kekuatan kehormatan dari kebesaran leluhur kita yang sebetulnya masih sangat relevan untuk digunakan oleh generasi kita sebagai pewaris teknologi tersebut, namun kita tidak pernah menyadarinya.
 
Sebagai contoh, dalam Kitab Negara Kertagama terdapat aturan bahwa setiap Adipatiharus menghadap ke pusat kerajaan [Kerajaan Induk] setiap 35 hari sekali. 

Diandaikan bila hal itu terjadi di era Kerajaan Majapahit, Adipati dari Kadipaten Magadha[sekarang Bandung] untuk mencapai ke Trowulan pasti butuh waktu lebih dari dua minggu. Karena pada masa itu belum ada jalan raya dan mayoritas daerah sepanjang perjalanan masih berupa hutan belantara, juga belum terdapat sarana transportasi modern seperti saat sekarang ini. 

Belum lagi para Adipati yang memerintah di luar pulau Jawa, seperti Adipati dariKadipaten Tamgaram [sekarang Lampung] atau Adipati dari Kadipaten Madagascar[pulau dekat benua Afrika], bagaimanakah dan apakah sarana transportasi mereka untuk menghadiri Pisowanan Agung setiap 35 hari sekali itu. 

Untuk perbandingan, saat gempa besar melanda Padang ternyata bantuan yang lewat darat sampa lebih dari sebulan kemudian belum bisa merata ke daerah Padang Pariaman, hingga hanya bisa didistribusikan melalui transportasi udara. Bisa dibayangkan teknologi jenis apakah yang dipakai oleh para Adipati kita pada jaman Majapahit untuk berpindah tempat pada saat itu, di saat mereka masih harus menembus medan yang tidak ada jalannya yang penuh dengan hutan belantara, bahkan sebagian harus menyeberangi lautan yang luas, sementara mereka sendiri masih harus menjalankan roda pemerintahan di Kadipaten-nya masing-masing. 
 
“MAKA KAMIPUN KEMUDIAN SADAR BAHWA ADA TEKANAN DARI BEBERAPA NEGARA BESAR YANG MENDORONG SUPAYA KITA MELUPAKAN DAN MENYEPELEKAN TRADISI ASLI KITA, KARENA HANYA DENGAN TRADISI WARISAN LELUHUR, MAKA KITA BISA BANGKIT DARI KETERPURUKAN, JUGA SEMANGAT NASIONALISME GENERASI MUDA AKAN MENJADI BANGKIT LAGI KALAU KITA BERHASIL MENUNJUKKAN KE MATA DUNIA BAHWA KITA BUKANLAH NEGARA KECIL”. 

Kita akan sanggup membantah setiap klaim dari Malaysia, karena terdapat juga bukti bahwa kita bangsa asli Nusantara bukanlah orang Melayu dan orang Melayu pada masa lalu hanyalah prajurit biasa dari wilayah yang menginduk kepada Nusantara di era kerajaan-kerajaan leluhur kita pada jaman dulu. 

Untuk dampak positif ekonomi, dengan meng-ekspos kebesaran Nusantara akan ber-imbas ke bangkitnya peningkatan perekonomian di daerah yang candi-candinya menjadi bukti kebesaran Nusantara. Candi-candi itu saat ini tersebar mulai dari Jawa Barat sampai ke Jawa Timur. Sangat disayangkan mencermati para arkeolog kita hanya menganggap cerita dalam relief-relief tersebut hanya sebatasan kisah Ramayana, Sudamala, dll., sehingga sejarah kisah aslinya tidak pernah dipelajari dan terungkap. Saatnya untuk generasi muda kita berhak mengetahui betapa luhur dan terhormatnya sebetulnya bangsa kita ini.


Candi Cetho




























Candi Sukuh




  
Candi Penataran












  

Semua gambar diatas, baik itu perbandingan dan persamaannya adalah NYATA. Jadi apakah semua diatas itu rekayasa? Think again…
 

(Turangga Seta • IndoCropCircles.wordpress.com & beberapa sumber) 
 

9 komentar:

  1. Ane ga kaget perihal ini gan..
    Ane udah belajar banyak kenapa banyak persamaan di antara budaya di Indonesia dan budaya di belahan dunia.

    Misal suku di mesir, suku Maya, suku-suku lain di belahan dunia.
    yang paling tua Nilai sejarahnya adalah bangsa Cina..

    Setelah ane diskusi dan belajar dari berbagai sumber, ada satu budaya yang menyebar luar ke seluruh penjuru dunia.

    Dan itu adalah Budaya INDIA..
    Sebelum Hindu-Budha masuk ke Indonesia, orang-orang India sudah punya pengetahuan yang sangat lebih modern daripada bangsa lain di muka bumi.
    kemudian setelah itu, Budaya itu berkembang sesuai dengan daerah asal masing-masing.
    Namun konsep india masih kental melekat dalam budaya bangsa lain.

    Penjelasan kenapa INDONSIA ga jelas asal-usul budayanya karena ada rahasia besar yang ga di ketahui kebanyakan orang INDONESIA.

    SELURUH KITAB, KARYA SENI, SASTRA, dan KEBUDAYAANNYA Sudah dimusnahkan semenjak Runtuhnya Kerajaan Majapahit.

    Thailand, kamboja, Philipina, Pernah menjadi kekuasaan Majapahid pada masa Kejayaannya.. Inilah yang mengakibatkan budaya INDIA yang mirip dengan yang ada di Indonesia bisa tersebar ke penjuru Dunia.

    BalasHapus
  2. tambahan gan... saya pernah baca artikel tentang taman gantung babylonia yang ternyata istri dari raja babylon adalah putri dari nusantara yang bernama amuhia.. dia merindukan suasana tanah lelulur dengan taman tropisnya.. sebagai bukti cinta lalau dibuatlah taman gantung... jadi klo banyak figur orang sumeria, babylonia di candi2 tersebut sangat mungkin terjadi karena memang nenek moyang nusantara sudah menjalin kerjasama dengan bangsa lain.. dan kebudayaan kita memang jauh lebih tua dari yang kita bayangkan..

    BalasHapus
  3. Moyang kita emang luar biasa gan...

    BalasHapus
  4. Udah pernah baca gan di buku sejarah, sayang sekarang malah mengalami kemunduran

    BalasHapus
  5. trit mantap nih..
    memang banyak kemiripan gan,
    moga aja penyelidikan ini semakin menemukan titik terang

    BalasHapus
  6. Ya mungkin itu alasan mengapa banyak negara lain yang ingin menghancurkan negara kita...

    BalasHapus
  7. nice info gan.. ternyata kehebatan bangsa kita tdk pernah kita bayangkan sehebat itu gan.

    BalasHapus
  8. mantaaaaaaaaaaaaaap ayooo gan kita sadarkan bangsa ini dari keterpurukan

    BalasHapus

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda.Terimakasih telah berkunjung di di Blog BILLYSHARE 99

Peraturan dalam berkomentar :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel.
2. Berkomentarlah dengan bijak dan mohon untuk tidak melakukan SPAM.
3. Dilarang Membuat onar dan menggunakan kata kasar
4. Kami Harap Jangan Menaruh Link Hidup Maupun Mati Di Kotak Komentar, Terimakasih
5. Jika ingin menggunakan link harap gunakan open ID
6. Dilarang Promosi Iklan dan sebagainya..Harap dimaklumi !!